Perbedaan Vokasi dan Sarjana yang Perlu Dipahami sebelum Kuliah

Pendaftaran masuk kuliah sudah dibuka untuk beberapa jalur. Siswa dapat memilih untuk masuk pendidikan vokasi atau sarjana. Yuk ketahui dulu perbedaannya!
Pada umumnya sistem pendidikan tinggi terbagi menjadi dua jenis, yakni pendidikan vokasi dan sarjana. Pendidikan vokasi terdiri dari empat jenjang pendidikan diploma, antara lain D1, D2, D3, dan D4. Sedangkan untuk sarjana terdiri dari tiga jenjang, yakni S1, S2, dan S3.

Pengertian Vokasi
Dilansir dari laman Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI, vokasi merupakan pendidikan tinggi yang lebih fokus pada praktik kerja yang dapat menunjang keahlian di bidang studi tertentu. Mahasiswa program diploma akan banyak belajar tentang hal-hal yang membantu dalam keterampilan teknis.
Sejumlah sumber juga menyebut, program vokasi ini bertujuan untuk mempersiapkan alumninya sebagai tenaga kerja yang siap bekerja dan bersaing secara global.

Pengertian Sarjana
Sarjana merupakan pendidikan tinggi yang ditujukan pada peminat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pendidikan sarjana sering kali disebut sebagai pendidikan akademik karena berbasis pada teori keilmuan sesuai dengan bidang studi yang bersangkutan.

Perbedaan Vokasi dan Sarjana
Ada sejumlah perbedaan antara pendidikan vokasi dan sarjana atau akademik. Mulai dari durasi studi, tujuan pendidikan, hingga gelar yang diperoleh oleh mahasiswa. Berikut perbedaan selengkapnya:

1. Tujuan Pendidikan
Seperti yang telah dijelaskan di awal, tujuan pendidikan menjadi salah satu perbedaan dari pendidikan vokasi dan sarjana. Pendidikan vokasi mempersiapkan mahasiswa untuk dapat bekerja. Perkuliahan yang dijalankan juga banyak menggunakan sistem praktik. Sementara itu, mahasiswa sarjana akan difasilitasi untuk mengembangkan pengetahuan dan mengedepankan penerapan dari disiplin ilmu. Praktik kerja biasanya dilakukan melalui kegiatan magang menjelang semester akhir.

2. Gelar yang Diperoleh
Gelar yang diperoleh alumni vokasi dan sarjana juga berbeda. Pada pendidikan vokasi  D3 bergelar Ahli Madya (A.Md.); dan D4 bergelar Sarjana Terapan (S.Tr).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melakukan peningkatan program studi D3 menjadi sarjana terapan dengan syarat tertentu.Di antaranya adalah perguruan tinggi vokasi (PTV) harus memiliki program D3 terakreditasi minimal peringkat B atau baik sekali serta memiliki kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Pada prinsipnya, transformasi tersebut harus dilakukan dengan skema link and match.

3. Kurikulum Pendidikan
Perbedaan antara pendidikan vokasi dan sarjana juga terletak pada kurikulum pendidikan yang digunakan. Mahasiswa akan dihadapkan dengan kurikulum akademik yang komposisinya 60 persen praktik dan 40 persen teori untuk pendidikan vokasi. Sementara, untuk sarjana sebesar 60 persen teori dan 40 persen praktik

4. Durasi Pendidikan
Jangka waktu pendidikan yang ditempuh untuk pendidikan vokasi dan sarjana juga berbeda. Masa studi vokasi terbilang lebih singkat daripada vokasi, mulai dari 1 hingga 4 tahun sesuai jenjang masing-masing
Sementara itu, untuk sarjana masa studi normal yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pendidikan adalah 4 tahun. Tetapi tidak sedikit yang menyelesaikannya lebih cepat, dalam waktu 3,5 tahun.

5. Peluang Studi Lanjut
Perbedaan lainnya terletak pada peluang studi lanjut. Mahasiswa vokasi khususnya D4 dapat melanjutkan studi ke jenjang S2. Sementara itu, untuk jenjang D3 harus menempuh studi S1 terlebih dahulu, di luar program transformasi sarjana terapan yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Nah, untuk mahasiswa lulusan S1 sudah bisa langsung melanjutkan pendidikan program magister atau S2 setelah lulus. Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi detikers yang ingin menempuh studi jenjang lebih tinggi, ya!

6. Prospek Kerja
Pertimbangan yang tidak kalah pentingnya dalam menentukan pendidikan antara vokasi dan sarjana adalah prospek kerja. Berdasarkan kurikulum yang digunakan, lulusan vokasi cenderung lebih siap untuk terjun di dunia kerja. Namun, hal ini bukan berarti lulusan sarjana tidak bisa langsung bekerja, ya, (admin)