Pengasuhan Anak: Meningkatkan Kesejahteraan di Asia. Materi sesi ke-13 program “Stiepar-Eurasia International Short Course” ini disampaikan oleh Prof. Hasan Tekgüç

Bandung, 30 Maret 2022 – Memasuki sesi ke-13 program “Stiepar-Eurasia International Short Course” (SEISC) yang diselenggarakan oleh STIEPAR YAPARI bekerja sama dengan Eurasia Japan Foundation (15 Februari-12 April 2022) mengusung tema tentang Kesejahteraan di Asia dalam Studi Kasus Pengasuhan Anak. Materi disampaikan oleh Assoc. Prof. Hasan Tekgüç dari Kadir Has University Dept. of Economics, Turki pada Jumat (29/03/2022) kemarin.

Pada sesi sebelumnya, SEISC 2022 telah menghadirkan narasumber dari beberapa negara seperti Jepang, Filipina, Malaysia, Korea Selatan, dan Indonesia dengan beragam tema yang berkaitan dengan isu-isu global di tingkat Asia. Program ini diharapkan akan meningkatkan wawasan dan keilmuan bagi seluruh peserta SEISC, baik dosen maupun mahasiswa, seperti yang diharapkan oleh Ketua STIEPAR YAPARI, Prof. Dr. Enok Maryani, M.S., dalam sambutan pembukanya.

Tekgüç memaparkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, diperlukannya peran wanita yang bekerja. Dengan demikian dibutuhkan pengasuh anak. Pengasuhan anak ini hanya dapat dilakukan jika mereka memiliki penghasilan yang lebih.

Sementara itu, jika penghasilan kurang maka para wanita pekerja tidak mampu membayar pengasuh anak sehingga mereka menurunkan produktivitasnya. Bahkan, mereka akan meninggalkan pekerjaannya karena mengingat bahwa anak perlu pengasuhan. Tentu biaya untuk membesarkan anak sangatlah mahal.

Kondisi tersebut membuat wanita berpikir secara bijak untuk memiliki anak, tambah Tekgüç. Terlebih negara-negara di Asia Timur dan Selatan hanya menganggarkan dana belanja yang relatif sedikit untuk kesejahteraan, seperti untuk biaya kesehatan, layanan sosial, dan bantuan sosial

Lebih jauh narasumber memaparkan mengenai adanya penurunan natalitas di dunia yang disebabkan oleh meningkatnya tingkat wanita berpendidikan, meningkatnya urbanisasi, dan menurunnya tingkat kematian anak sehingga di dunia modern seperti saat ini biasanya setiap pasangan hanya memiliki dua anak saja. Beberapa negara di Eropa berusaha untuk mengelola penurunan tingkat natalitas ini tanpa mengorbankan pendidikan, urbanisasi ataupun penurunan tingkat kematian anak.

Salah satu solusinya adalah menyediakan pra-sekolah dan TK umum, serta memberikan pemahaman bahwa membesarkan anak adalah tanggung jawab ayah dan ibunya, bukan hanya ibunya saja. Di Turki sendiri, pemerintah memiliki solusi 150 kamar anak untuk 150 lingkungan, demikian jelas Tekgüç sekaligus menutup pemaparannya.

Acara yang berlangsung kurang lebih 90 menit ini dipandu apik oleh Dosen STIEPAR YAPARI, Zia Kemala, S.S., M.Pd. Kegiatan diskusi antara peserta dan narasumber pun berlangsung secara interaktif.

Sebagai bentuk apresiasi, Ketua STIEPAR menyerahkan e-sertificate kepada narsumber dan moderator. Ketua pelaksana SEISC 2022, Nova Riana, Dra., M.Si., CHE mengingatkan kepada seluruh peserta untuk terus menyimak dan berpikir kritis serta berdiskusi dengan para narasumber yang hadir. Hal ini merupakan sebuah kesempatan yang baik, tidak hanya meningkatkan wawasan, tetapi juga melatih kemampuan berkomunikasi. (TK).