Mitigasi Bencana dalam Pariwisata. Materi sesi ke-5 program “Stiepar-Eurasia International Short Course” ini disampaikan oleh Prof. Enok Maryani, M.S

Bandung, 1 Maret 2022 – Pada sesi ke-5 program “Stiepar-Eurasia International Short Course” mengusung tema “Mitigasi Bencana dalam Pariwisata” yang disampaikan oleh Prof. Enok Maryani, M.S. (Ketua STIEPAR YAPARI/Guru Besar Geografi Pariwisata Universitas Pendidikan Indonesia). Kegiatan dilaksanakan secara hibrid dipandu oleh moderator Titing Kartika, S.Pd., M.M., M.B.A. (Kepala Lembaga Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Penerbitan Jurnal).

Enok dalam pemaparannya menyampaikan bahwa mitigasi bencana memiliki peran penting dalam pariwisata, “Mitigasi dipahami sebagai bentuk upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak bencana dengan pendekatan struktural (pembuatan bangunan-bangunan fisik) serta non-struktural (pendidikan, latihan kesiapsiagaan, dan perundang-undangan).”

Lebih lanjut Enok menjelaskan, jika merujuk pada letak geografis dan geologis, Indonesia memiliki potensi yang rawan akan gempa dan tsunami. Dengan demikian edukasi kepada masyarakat menjadi sangat penting termasuk untuk sektor pariwisata yang berkelanjutan.

Sementara itu, terkait dengan paparan bencana yakni sebagai peristiwa yang mengancam, menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat, Enok memberikan pemahaman bahwa terdapat tiga jenis bencana berdasarkan faktor penyebabnya.

“Jenis bencana tersebut meliputi bencana alam, bencana yang yang disebabkan oleh ulah manusia dan karena faktor biologi seperti wabah penyakit,” ungkap Guru Besar Geografi Pariwisata Universitas Pendidikan Indonesia tersebut.

Hal lain yang tidak kalah menariknya adalah pembahasan mengenai jenis bencana itu sendiri yakni dapat bersifat bencana alam seperti banjir, longsor, gunung merapi, banjir bah, gempa bumi, dan lain-lain. Sementara itu menurut Enok, bencana yang menimpa manusia itu sendiri seperti kemiskinan, polusi akibat industri, kerusuhan masyarakat yang dipicu oleh masalah tertentu. Untuk kedua jenis bencana tersebut tentunya memerlukan pendekatan penyelesaian yang berbeda.

“Terkait dengan mitigasi bencana di tempat wisata, diperlukan kesiapsiagaan, di antaranya dengan mengenali jenis bahaya dan rambu-rambu di sekitarnya, pemahaman peringatan dini, memiliki keterampilan dalam melindungi diri, mengenali peta evakuasi, serta melakukan latihan penyelamatan diri,” ujar Ketua STIEPAR YAPARI tersebut

Pemaparan yang berlangsung sekitar satu setangah jam diisi dengan pemarapan materi dan diskusi interaktif dengan para peserta. Pertanyaan menarik disampaikan oleh mahasiswa Semester IV dan VI, program studi S1 Manajemen Pariwisata mengenai bagaimana peran mitigasi bencana dalam upaya pariwisata berkelanjutan, implementasi di destinasi wisata, dan pentingnya mitigasi bencana sebagai bagian dari kurikulum di bidang pariwisata.

Semua pertanyaan para mahasiswa tersebut ditanggapi secara komprehensif oleh narasumber dan memberikan pemahaman akan pentingnya mitigasi bencana di sektor pariwisata. (TK)