Pariwisata Berkelanjutan melalui Pendidikan Bahasa Jepang dan Pertukaran Internasional.

Bandung, 26 Maret 2022 – Memasuki sesi ke-11 program “Stiepar-Eurasia International Short Course” (SEISC) mengusung tema yang sangat menarik yakni “Jalur Baru Pariwisata Berkelanjutan melalui Pendidikan Bahasa Jepang dan Pertukaran Internasional”. Acara yang diselenggarakan oleh STIEPAR YAPARI bekerja sama dengan Eurasia Japan Foundation (15 Februari 2022-12 April 2022) kali ini menampilkan Prof. Chung Gi Young, Ph.D. dari Busan University of Foreign Studies- South Korea sebagai narasumber.

STIEPAR YAPARI yang berlokasi di Jalan Prof. Sutami N0.81-83 Kota Bandung ini terus berkomitmen dalam mengembangkan keilmuan, baik untuk mahasiswa mampu dosen. Melalui program SEISC 2022 diharapkan menjadi jembatan dalam meningkatkan wawasan secara global, ungkap Ketua STIEPAR, Prof. Dr. Enok Maryani, M.S.

Kegiatan SEISC digelar secara daring yang dihadiri oleh mahasiswa dan dosen STIEPAR YAPARI, serta dipandu oleh moderator, Dr. Dianni Risda, M.A., secara interaktif dari Eurasia Foundation Jepang.

Prof. Chung  memaparkan mengenai arah baru Pendidikan Bahasa Jepang yakni melalui Pendidikan online, terpadu, dan global. Dalam konteks pertukaran internasional, menggunakan pola tandem meliputi pembelajaran tandem Jepang/Korea I dan II. Dengan adanya covid-19, mendorong pembelajaran dilaksanakan secara online (daring).

Sementara itu, lanjut Prof. Chung,   untuk interaksi daring mencakup perencanaan studi di luar negeri dan interaksi daring yang dipimpin oleh siswa. Pola pembelajaran tandem adalah dua pembelajar dengan bahasa ibu yang berbeda menjadi mitra (1:1) untuk belajar dan mengajar bahasa dan budaya dalam kerja sama satu sama lain.

“Tujuan dari pola pembelajaran tandem adalah untuk peningkatan kemahiran bahasa target, pemahaman lintas budaya, pertukaran pribadi, dan peningkatan kemampuan belajar mandiri,” tambah Prof. Chung.

Manfaat lain adalah untuk menyentuh nilai-nilai orang lain melalui komunikasi. Prinsip belajar tandem adalah sebagai timbal balik (tertarik pada hasil belajar orang lain) dan otonomi (Menentukan pembelajaran secara mandiri).

“Melalui pertukaran internasional tandem dan daring merupakan jalur baru untuk pariwisata berkelanjutan,” imbuh Prof. Chung.

Dengan kata lain, bahasa dalam pengembangan pariwisata memiliki peran penting terutama dalam komunikasi secara internasional. Dengan demikian mempelajari bahasa negara lain adalah salah satu bentuk pemahaman budaya agar saling menghargai satu satu lain.

Sebagai bentuk apresiasi, Ketua STIEPAR menyerahkan e-certificate kepada narasumber dan moderator. Dianni menutup sesi dengan ucapan terima kasih kepada seluruh peserta yang hadir dan berharap apa yang disampaikan oleh narasumber akan bermanfaat.