Mengintip Pariwisata Berkelanjutan di Filipina

Materi sesi ke-10 program “Stiepar-Eurasia International Short Course” ini disampaikan oleh Daryl Ace V. Cornell, Ph.D., CGSP

Daryl Ace V. Cornell, Ph.D., CGSP, narasumber “Stiepar-Eurasia International Short Course” (SEISC) sesi ke-10 yang mengangkat tema Pariwisata Berkelanjutan di Filipina (Sumber: Humas STIEPAR YAPARI)

Bandung, 23 Maret 2022 – STIEPAR YAPARI bekerja sama dengan Eurasia Japan Foundation menyelenggarakan program “Stiepar-Eurasia International Short Course” (SEISC) dari tanggal 15 Februari hingga 12 April 2022.

Ketua penyelenggara SEISC, Nova Riana, Dra., M.Si., CHE, menyampaikan bahwa program ini melibatkan narasumber dari dalam negeri dan luar negeri yang memiliki reputasi dan keahlian di bidang masing-masing, khususnya terkait dengan isu pariwisata berkelanjutan di Asia. Target peserta utama adalah mahasiswa Program Studi S1 Manajemen (Kekhususan Pariwisata) yang sedang menempuh semester 4 dan 6.

Memasuki sesi ke-10 program SEISC menghadirkan narasumber dari Polytechnic University of the Philippines, Daryl Ace V. Cornell, Ph.D., CGSP yang dipandu secara interaktif oleh Septy Indrianty, S.Pd., M.Pd. (Dosen STIEPAR YAPARI sekaligus sebagai Wakil Ketua STIEPAR YAPARI bidang Administrasi Umum, SDM, dan Keuangan). Kegiatan dilaksanakan pada Selasa (22/03/2022) kemarin dengan diawali oleh sambutan dari Ketua STIEPAR YAPARI, Prof. Dr. Enok Maryani, M.S.

Peserta program (SEISC) sesi ke-10 yang dilaksanakan pada Selasa (22/03/2022) secara daring (Sumber: Humas STIEPAR YAPARI)

Tema yang disampaikan oleh narasumber adalah mengenai perkembangan pariwisata berkelanjutan di Filipina. Pada awal pemaparannya, Daryl menggambarkan negara Filipina yang beribu kota Manila dengan jumlah penduduk 102.5 juta orang. Filipina memiliki sekitar 7000 pulau, 17 wilayah dengan 79 provinsi dengan keragaman wisata, baik alam maupun budaya.

Salah satu materi yang dipaparkan oleh Daryl Ace V. Cornell, Ph.D., CGSP yaitu “3 Core Elements for Sustainable Development” (Sumber: Humas STIEPAR YAPARI)

Pengelolaan pariwisata di Filipina melibatkan beberapa pemangku kepentingan dengan menekankan pentingnya kolaborasi, misalnya antara DOT (Department of Tourism  Philippines) dan ATOP (Association of Tourism Officers of the Philippines Inc.). Terdapat beberapa strategi pengembangan pariwisata di Filipina mencakup kolaborasi dengan masyarakat lokal dan pemerintah, peningkatan kapasitas serta meningkatkan volunturisme, ungkap Daryl.

Narasumber dari Polytechnic University of the Philippines tersebut juga memberikan contoh praktis bagaimana kegiatan pembangunan pariwisata yang telah dilaksanakan di negaranya. Salah satunya melalui program Spark Samar. Program ini merupakan kerja sama antar unit pemerintah daerah (provinsi dan kota), sektor swasta, dan akademisi.

Salah satu materi yang dipaparkan oleh Daryl Ace V. Cornell, Ph.D., CGSP yaitu “Aligment/Convergence Points” dan “Indicative Strategies” (Sumber: Humas STIEPAR YAPARI)

Selain mempromosikan tempat wisata seperti Gua Sohoton dan LARA  ̶  sebuah proyek antara Spark Samar, penenun banig (tikar) dari Basey  ̶  Kota Samar adalah rumah bagi lebih dari 2000 perajin penenun banig, dan kumpulan konsultan kreatif, kegiatan lainnya adalah Knoon! T’Boli, Tagum Tagumpay, Capture Capiz yang diintegrasikan dengan kegiatan di sekolah-sekolah.

Materi “Tourism Stakeholder management is Key” yang disampaikan oleh Daryl Ace V. Cornell, Ph.D., CGSP (Sumber: Humas STIEPAR YAPARI)

Pada sesi akhir, kegiatan diisi dengan diskusi interaktif antara mahasiswa, dosen, dan narasumber. Sebagai kesimpulan dari hasil diskusi di antaranya adalah pentingnya pembangunan pariwisata yang berkelanjutan sebagai bagian dari SDGs (sustainable Development Goals) dan tantangan untuk bangkit pariwisata setelah pandemik adalah dengan adanya kolaborasi antar pihak. (TK)