Olahraga dan Pariwisata. Materi sesi ke-6 program “Stiepar-Eurasia International Short Course” ini disampaikan oleh Prof. Dr. Albertus Fenanlampir

Bandung, 1 Maret 2022 – Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata (STIEPAR) YAPARI kembali menyelenggarakan sesi ke-6 Program “Stiepar-Eurasia International Short Course” yang bekerja sama dengan Eurasia Jepang. Pada sesi ini mengangkat tema Olahraga dan Pariwisata dengan narasumber Prof. Dr. Albertus Fenanlampir, S.Pd., M.Pd., AIFO (Dosen Universitas  Pattimura). Kegiatan berlangsung secara hibrid dengan moderator Nova Riana, Dra., M.Si., CHE. (Wakil Ketua STIEPAR Bidang Kerjasama dan Kehumasan).

Dalam paparannya, Albertus menyampaikan bahwa olahraga merupakan suatu bentuk fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Menurut Undang-Undang No.3 tahun 2005, olahraga  dibagi menjadi tiga kelompok yakni Olahraga Prestasi, Olah Raga Pendidikan, dan Olah Raga Rekreasi.

Olahraga rekreasi yang memiliki kaitan erat dengan wisata adalah bagian yang sangat menarik untuk dibahas. Olahraga rekreasi merupakan olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan.

Jika merujuk pada data portofolio produk pariwisata Indonesia, wisata olahraga berada pada kategori wisata buatan manusia  yang mencapai 60%. Kemudian disusul dengan wisata MICE 25% dan wisata terintegrasi 15%.

“Wisata olahraga atau lebih dikenal dengan sport tourism merupakan aktivitas jasmani yang menggabungkan antara olahraga dengan aktivitas promosi pariwisata, baik wisata alam maupun buatan,” jelas Albertus.

Guru besar Universitas  Pattimura tersebut memberikan beberapa contoh kegiatan wisata olahraga, di antaranya tinju dunia, liga sepakbola profesional, piala dunia U-21 tahun 2021 dan multi event olahraga seperti Asian Games 2018. Menurut Albertus, bentuk kemasan wisata olahraga dapat berupa wisata olahraga alam, wisata olahraga buatan, wisata olahraga alam dan buatan, serta olahraga tradisional

“Penyelenggaraan wisata olahraga ini tentu memiliki kaitan erat dengan MICE (Meeting, Incentive, Conference dan Exhibition) yang melibatkan banyak pihak, seperti sumber daya manusia serta sarana Diskusi berlangsung sangat interaktif bersama peserta yang hadir, baik luring maupun daring. Disimpulkan bahwa dibutuhkan sumber daya manusia yang mampu mengelola penyelenggraan wisata olahraga yang memiliki kaitan dengan MICE yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, baik secara ekonomi maupun sosial. (TK)